News

Bupati Zaki Panen Kol dan Oyong di Dataran Rendah Desa Blubuk Kronjo

TANGERANG– Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar bersama Presiden Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (BMI) memanen sayuran Kol dan Oyong di kampung Blukbuk Luwung RT. 03/04 Desa Blukbuk Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang, Kamis (13/2/2020).

Bupati Tangerang mengatakan di kampung Blukbuk telah dibangun jalan lintas desa melalui TMMD untuk menunjang aksebilitas masyarakat, dan untuk mendukung perairan diwilayah kronjo dibangun pula tandon air untuk mendukung pertanian diwilayah Kronjo di Desa Blukbuk.

” Perekonomian mulai menggeliat, mulai dari akses jalan, pertanian disini pun kita dukung dengan tandon air yang dibangun oleh pemkab tangerang,” papar Zaki.

Wilayah kronjo dan sekitarnya jika musim kering susah mendapatkan air karna dataran rendah dan sawah tadah hujan, lanjut Zaki, sekarang musih hujan dan dimulai musim tanam hasil pertanian sekarang terbukti kita memanen sayuran kol dan oyong hasil petanian masyarakat.

” Saya berharap, sektor pertanian holtikultura terus digalakan untuk wilayah kronjo yang telah terbukti seperti kol, cabe dan oyong bisa dipanen lebih cepat,” ungkap Zaki.

Presiden Koperasi Syariah BMI Kamarudin Batubara, hari ini kita memanen kol dan oyong dikronjo merupakan petani binaan koperasi BMI, dengan jumlah petani 11, 8 orang petani pembiayan 3 orang petani mandiri.

Untuk komoditas kol dataran rendah pertanian holtikultira binaan BMI diwilayah kecamatan kronjo seluas 4.000 meter persegi, komoditas Oyong 6.000 meter persegi, komoditas Timun 6.000 meter persegi dan komoditas Cabai 7.000 meter persegi.

” Kami memberikan pendampingan penyuluh pertanian, hingga saat ini panen mencapai 1 ton untuk komoditas oyong,” jelas Kamarudin.

Kariri (50) petani Oyong yang menggarap sekitar 2000 meter persegi lahan sawahnya menjadi lahan oyong dapat menghidupi keluarganya cukup tersenyum dengan panen oyong saat ini, oyong ditanam sekitas satu bulan lima hari sudah dipanen.

” Panen sekarang lumayan, sekali memetik mendapatkan hingga 4 kwintal perharinya, sudah delapan hari hampir satu ton,” ucap Kariri yang saat ini sudah memiliki dua cucu.

Kariri sudah 20 tahun sebagai petani, sebelumnya menanam padi di kampung blukbuk luwung RT.03 RW 04 desa blukbuk, tetapi merugi padi yang dia tanam mengalami puso, berlanjut menanam cabai, memiliki modal Rp. 6 juta dan menggarap lahan sekitar 1500 meter persegi, Kariri tetap merugi, cabai yang dia tanam mengalami gagal panen karana cabai yang dia panen busuk terendam banjir diaqal tahun.

” Gagal panen sudah saya alami, cabai yang saya tanam terndam banjir hujan yang menggenangi lahan pesawahannya,” kata Kariri.

Saat ini Kariri menanam oyong sekitas 2000 meter persegi dengan modal Rp. 14 juta, kini panen memetik oyong dengan omset setiap harinya Rp. 1.600.000, per sekali panen oyong dikebunnya, sekali memetik 300 hingga 400 kilogram sedangkan panen kali ini sudah kali hampir 1,5 ton panen kali ini dengan harga oyong berkisar Rp.4000 hingga Rp. 4500 per Kilogramnya.

” Saya terus bersemangat lagi bertani, dengab Oyong lebih pendek usianya dan mudah untuk cara penanamannya,” ungkap Kariri.

Semangat bertani pun menular ke Murtala (42), petani Kol didesa blukpuk juga, awalnya percobaan Kol dataran rendah ini ditanam diatas luar tanah 200 meter, tidak tanggung-tanggung hasilnya mendapatkan 300 kilogram, dan saat ini murtala panen kol di lahan 2500 meter panen kedua.

” Awalnya percobaan, kol apakah bisa ditanam didaerah rendah tapi saat ini ternyata bisa dan menuai hasilnya,” Ungkap Murtala.

Sumber : Skj/Diskominfo)

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *