Jurnalis wargaNews

Berkebun Tanaman Hias Bisa Jadi Peluang Bisnis Menjanjikan Saat Pandemi

Serang, – Merawat dan berkebun tanaman hias menjadi hobi yang paling di gandrungi masyarakat di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi COVID-19.

Selain, memiliki manfaat kesehatan mental yang besar untuk menambah imunitas, merawat dan berkebun tanaman hias ini pun bisa menjadi peluang bisnis baru yang amat menjanjikan.

Tak heran saat pandemi, tempat penjual tanaman hias selalu ramai diserbu masyarakat. Salah satunya kios Rizky flora yang berada di Jalan lingkar Selatan Ciracas – Serang, Kota Serang.

Warno, pemilik kios Rizky Flora mengatakan, bisnis tanaman hias menjadi usaha untuk menambah pemasukan cuan yang menjanjikan. Seperti yang dirasakan warno dalam sehari omsetnya bisa mencapai ratusan bahkan mencapai jutaan rupiah jika akhir pekan. “Tapi namanya jualan kan kadang sepi kadang rame,” kata Warno saat ditemui di tokonya, Senin (30/8/2021).

Kios yang mendiami tanah wakaf masjid balegedong kaloran serang seluas 230 meter ini juga menyediakan pot tanaman dan juga pupuk tanaman dengan berbagai harga, mulai dari 5 ribu rupiah sampai 200 ribu rupiah. Pengunjung biasanya datang ketika sore hari setelah pulang kantor sambil bersantai menikmati hamparan tanaman bunga yang menyejukkan mata.

Dia mulai berjualan dari tahun 2003 sekaligus penjual tanaman hias pertama yang mendiami kawasan itu sebelum akhirnya, diikuti penjual lain yang berjualan tanaman hias.

Dia menyebutkan bahwa Rizky flora memiliki tanaman yang cukup banyak dengan berbagai jenis bunga yg beragam salah satunya tanaman “janda bolong” yang pernah viral pada masanya, di kios ini di bandrol ratusan ribu saja.

“Harga tanaman pun bervariasi, untuk teras rumah ada tanaman krokot seharga 5000 rupiah, disini juga terdapat pohon bonsai yang di bandrol seharga 15 juta rupiah,” katanya.

Kurang lebih ada sekitar 500 jenis tanaman di kios ini, mulai bunga mawar, melati, palem hingga aster.”Disini juga terdapat Aglonema yang perawatannya susah-susah gampang, tidak boleh kebanyakan air “nanti busuk” dan pupuk nya juga berbeda,” katanya.

Penulis: Devita Anggraini

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *