News

Pj Gubernur Sebut Urbanisasi Jadi Penyebab Warga Miskin di Perkotaan Naik

Serang, – Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, urbanisasi menjadi penyebab angka kemiskinan meningkat di wilayah perkotaan.

Diketahui, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penduduk miskin di perkotaan pada September 2022 sebesar 5,89 persen atau 586,210 orang, naik menjadi 6,00 persen atau 623,190 orang pada Maret 2023.

“(kemiskinan) perkotaan tentu karena pola urbanisasi dari daerah (desa) ke perkotaan itu juga yang membuat pergeseran angka (kemiskinan) itu menjadi berada di perkotaan,” kata Al Muktabar, Selasa (18/7/2023).

Namun berbanding terbalik di perdesaan, angka penduduk miskin perdesaan pada September 2022 sebesar 7,29 persen atau 243,450 orang, turun menjadi 6,79 persen atau 202,930 pada Maret 2023.

Menurut mantan Sekda Banten, di wilayah pedesaan ruang kerja dan mendapatkan penghasilan atau uang sangat terbuka lebar dibandingkan perkotaan.

Ia menyebut sektor pertanian bisa dan dapat dikembangkan untuk menurunkan angka kemiskinan di pedesaan.

“Sektor pertanian dan berbagai sektor lainnya maju di pedesaan,” katanya.

Untuk menekan angka kemiskinan, lanjutnya, Pemprov Banten bersama Kabupaten/Kota terus meningkatkan investasi agar lapangan pekerjaan lebih banyak. Sehingga berdampak pada angka pengangguran dan kemiskinan berkurang.

Ia akan melakukan berbagai upaya seperti mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.

“Kita menggiatkan ekonomi produktif dengan infrastruktur platform digital. Jadi punya usaha kecil menengah dan seterusnya,” katanya.

Sebelumnya BPS pun merilis, jumlah warga miskin di Banten periode Maret 2023 mengalami penurunan. Meski begitu, penurunan jumlah warga miskin di Provinsi Banten tersebut tak dibarengi dengan capaian indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan.

Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di Banten pada Maret 2023 justru mengalami kenaikan dari September 2022 terhadap Maret 2023.

Kepala BPS Provinsi Banten Faizal Anwar mengatakan, persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Terdapat dimensi lain yang perlu menjadi sorotan dan diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sementara untuk indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

“Indeks kedalaman kemiskinan di Banten naik dari 0,790 pada September 2022 menjadi 1,204 pada Maret 2023. Indeks keparahan kemiskinan juga naik dari 0,157 menjadi 0,363 pada periode yang sama,” katanya.

Penulis:WR

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *