News

Cerita Tenaga Medis RSUD Banten Kesulitan Cari Kamar Kos

SERANG – Kisah tak sedap kembali terdengar menimpa para tenaga medis yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten pasca ditetapkan sebagai RS khusus menanagani pasien virus corona atau COVID-19 di Banten

Meski sudah resmi dibuka untuk pasien COVID-19, namun pihak Pemerintah Provinsi Banten tidak memfasilitasi tempat tinggal untuk para tenaga medis sebagaimana standar operasional prosedur (SOP) penanganan pasien infeksius.

Salah seorang perawat RSUD Banten yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa ia kesulitan mencari tempat kosan sendiri di sekitar lokasi rumah sakit. Sebab Pemprov Banten, khususnya Dinas Kesehatan Provinsi Banten tidak menyediakan tempat khusus tenaga medis.

“Saya dan kawan-kawan tidak dapat kosan. Alasan pemilik kosan khawatir ada penularan, setelah tahu kami bekerja menangani pasien Covid-19,” kata perempuan berumur 34 tahun tersebut, Kamis (26/3)

Putus asa mencari kamar kos, akhirnya ia terpaksa pulang ke rumah dan tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Tempat tinggalnya dengan rumah sakit lumayan cukup jauh.

“Jujur saya takut menulari keluarga karena harus bolak-balik dengan kendaraan (motor) sendiri dari rumah sakit ke rumah bersama keluarga. Apa boleh buat karena tidak ada tempat khusus buat kami,” kata dia.

Selain tak mendapat sewa kamar, ibu dua anak itu mengaku pernah berpikir untuk menggunakan kendaraan angkutan online, namun hati nuraninya tak kuasa karena perasaan takut menularkan virus COVID-19 kepada pengendara dan penumpang lain.

“Nggak ada angkutan antar jemput juga buat kami. Terpaksa saya harus pakai motor yang biasa digunakan anak untuk sekolah,” kata dia dengan nada cemas dan bingung.

Beban kerja yang ia terima bersama temannya semakin berat. Di tengah pembagian shift 4 dan shift 3 yang bekerja dari pukul 17.00 WIB hingga 01.00 WIB dini hari dan tak mendapat makan. “Alasannya dari Dinkes tidak ada orang yang mengantar karena malam,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada Pemprov Banten agar serius dalam menerapkan standar keamanan penanganan penyakit infeksius. “Kami tidak meminta fasilitas nyaman, tapi kami minta penuhi saja standar keamanan supaya penularan tidak semakin luas. Yang akan menjadi korban kan masyarakat Banten juga, khususnya di Kota Serang,” kata dia.

Penulis :WR

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *