News

Ibu Rumah Tangga Pengidap Virus HIV Dan Aids Terbesar di Banten Dibanding Wanita Penghibur

SERANG – Komisi Penaggulangan Aids (KPA) menyebut angka pengidap virus HIV dan Aids di Banten terus meningkat selama 2019. Pengidap terbesar menimpa kelompok ibu rumah tangga dibanding wanita Pekerja Seks Komersial (PSK).
Komisi Penanggulangan Aids (KPA)

KPA mencatat terdapat 16.403 warga yang terdampak virus HIV dan Aids di Banten. Dari 16 ribu warga terdampak saat ini baru 7 ribu penderita yang sudah teridentifikasi.

“Ibu rumah tangga yang paling besar memang lebih besar dari kasus wanita pekerja seks yah. Jadi kasus ibu ini terus meningkat makanya harus jadi perhatian,” kata Sekretaris KPA Banten Santoso Edi Budiono saat dikonfirmasi, Selasa (10/12).

Edi mengatakan, penularan yang terus meningkat setiap tahunnya pada kelompok ibu rumah tangga tersebut harus menjadi perhatian khusus karena dikhawatirkan bisa menularkan terhadap anak-anaknya.

Dijelaskan Edi, tingginya pengidap pada kelompok yang resiko rendah tersebut lantaran tertular dari suaminya.”Ini yang lebih mengkhawatirkan kalau ibu-ibu sudah kena maka imbasnya adalah anak-anak karena dia hamil dan melahirkan. Makanya pemerintah menggalakan program ingin menghapuskan penularan ke anak untuk tiga penyakit HIV Sipilis sama Hepatitis.

Angka pengidap virus HIV dan Aids di Banten paling banyak berada di Tangerang Raya, Kabupaten Tangerang 1.521, Kota Tangerang 4.996, Kota Tangerang Selatan 2.937, Kabupaten Serang 1.533, Kota Serang 1.160, Kota Cilegon 1.948, Kabupaten Lebak 1.011 dan Kabupaten Pandeglang 1.298.

“Tertinggi ada di Tangerang Raya karena langsung bersinggungan dengan DKI yang notabene tinggi 3 besar. OD ada 16 ribu sampai hari ini baru kita ungkap 7 ribu masih 8 ribu yang belum kita temukan,” katanya.

Untuk menekan angka penularan, pihaknya sedang melakukan peningkatan pelayanan kesehatan bagi pasien HIV dan Aids di rumah sakit milik pemerintah dan menggandeng rumah sakit milik swasta.

“Penanganan kita berusaha tingkatkan pelayanan untuk pengobatan karena untuk testing banyak hampir semua tempat bisa melakukan tapi pengobatan masih terbatas terurama di rumah sakit. Kami ingin meningkatkan pengobatan seperti puskesmas dan kita ingin melibatkan swasta karena selama ini belum cukup masih terbatas,” katanya.

Penulis :WR

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *